Malam ini tetiba saja aku meresapi sindiran teman – temanku
yang sudah cukup lama aku abaikan.
Banyak dari mereka yang menyindirku tentang seorang pacar. Sindirannya
bermacam – macam, seperti :
“Den, lo gak ngiri tuh liat temen lo diperhatiin pacarnya”
“Den, kapan nih punya pacar”
“Den, lo tuh jangan terlalu jual mahal kenapa sih, jadi
perawan tua baru nyaho lu”
“Den, gak laku sama
gak buka hati tuh beda tipis”
“Dena gue doain lo cepet dilamar orang dah ya, kasian gue
liat lo”
“Den...................................”
“Den...................................”
“Den...................................”
Aku selalu menjawab dalam hatiku “AKU HANYA INGIN TAAT!”
Aku tidak melakukan itu (Pacaran) bukan karena aku tak
ingin. Jujur saja godaan yang muncul kepadaku untuk melakukan hal itu layaknya
rocket israel yang tak henti hentinya menghujani palestina. Godaan itu selalu
muncul, membayang – bayangi, dan menghantuiku. Bayangkan saja, bisa kupastikan
teman sepermainanku baik itu laki – laki atau perempuan mereka memiliki
seseorang yang special dalam hidupnya yang mereka sebut dengan pacar, meskipun
jika aku teliti, tak jarang mereka dibuat rumit oleh kegiatan pacaran itu
sendiri. Tak jarang pula mereka membuat kesan bahwa pacaran itu nikmat,
meskipun aku tak begitu yakin dari segi mananya. Pernah suatu hari salah
seorang temanku begitu serius menanyakan hal ini kepadaku dan aku jawab dengan
sepenuh hati, AKU HANYA INGIN TAAT. Aku pikir dengan jawaban ini tak akan ada
respon, tapi ternyata ia menjawab pernyataanku “Pengen taat, gak buka hati,
sama gak laku itu beda tipis” sambil tertawa terbahak. Aku ikut terbahak
meskipun otakku sibuk berpikir. Bagiku pacaran adalah sesuatu yang tak pernah
terdefinisikan, membingungkan dan tidak ada dalam al – qur’an. Allah memang
menciptakan kita sebagai manusia itu berpasang – pasangan. Menyukai lawan
jenis dan berhasrat ingin memiliki orang
yang kita cintai adalah hal yang wajar dan sudah merupakan kodrat yang
diberikan oleh Allah kepada kita. Namun apakah harus melalui proses pacaran?
Allah maha indah telah mengatur tata cara berkehidupan di dunia ini tanpa
kerumitan. Hanya saja terkadang manusia yang membuat segalanya menjadi rumit
dan tak jarang menimbulkan kekacauan atau ketersimpangan dari bagaimana
seharusnya, akibatnya dosa semakin menumpuk. Bagaimana tidak, Aturan agama
tidak pernah mengajarkan kita untuk pacaran, tetapi manusia dengan mudah
ditipudaya syaitan melakukannya. Pacaran hanyalah hubungan rumit yang dibuat –
buat dan dirumit – rumitkan oleh orang yang menjalankannya. Mengapa dikatakan
rumit? Kasus yang sering terjadi pada orang yang memiliki pacar adalah resah,
gelisah, galau dan sebagainya, belum lagi timbul sifat curiga, suudzon dan
sifat tercela lainnya. Itu semua sudah membuat kita sebagai manusia sungguh
berada dalam kerugian, belum lagi dosa karena perbuatan itu mendekati zina
bahkan tak jarang orang yang berzina karena pacaran itu. Dan satu lagi, Zina
adalah dosa besar.
Aku mohon, aku hanya ingin taat.
Meskipun begitu bukan tidak mungkin aku tak memikirkan, menerka, mengharap atas
jodohku yang telah digariskan oleh Allah. Aku berbicara begini malam ini, karena
aku sedang memikirkannya, menerka – nerka wajahnya sesukaku, membayangkan sayup
– sayup tuturnya ditelingaku. Semuanya memang semu, samar dan masih selalu
menjadi misteri yang menggugahku untuk selalu berpikir. Siapa sebenarnya
dirinya? Bagaimana sosoknya? Aku terus berkutat dengan pertanyaan – pertanyaan
itu. Mungkin saja dia adalah orang yang berada sangat dekat disekelilingku,
atau memang kita pernah bertemu disuatu tempat yang pernah kita lalui tanpa
sadar, atau bahkan dia adalah yang asing dari segala yang terasing?
Wallahualam, Allah memiliki rencana untuk itu semua. Aku hanya bisa berharap
dalam do’a agar suatu hari nanti aku dipertemukan dengan seseorang yang Shaleh,
yang senantiasa beribadah kepada Allah, yang dapat membimbingku ke jalan yang
di ridhai Allah, cerdas, tidak perlu
kaya yang penting rajin berusaha dan bekerja keras, dan penuh kasih sayang. Tak
cukup sampai meminta dan berdo’a saja, aku cukup tahu diri dan aku sedang
mengusahakan untuk memantaskan diriku, untuk menjadi wanita sholeha, cerdas dan
penuh kasih sayang. Setelah itu, aku bertawakal, Karena Allah maha tahu atas
diriku.
Setelah membaca tulisan absurd diatas, mungkin ada yang
menyimpulkan bahwa aku kaku, sok suci, atau menyangka tulisan diatas adalah
sebuah alibi karena aku memang gak laku. Tapi sekali lagi, please......... aku
hanya ingin taat! Dan untuk Kamu yang tidak pacaran karena ingin taat, mungkin
kita jodoh heheeheheheh