Senin, 14 November 2011

Malam yang jarang

Malam ini diriku layaknya bom yang siap untuk dihempaskan dan meledak
Entah apa yang membuatku merasa seperti ini
terselip rasa kesal yang bercampur aduk dengan perasaan yang tak aku mengerti
sungguh, ini malam yang jarang
jarang ku temui

Mereka bilang aku kesal, tapi aku tak kesal
mereka bilang aku sedih, tapi aku tak sedih
mereka bilang aku galau, aku pun tak merasa galau
lalu ini apa?

Apakah ini proses?
Apakah ini pembelajaran mengendalikan emosi diri?
Atau bahkan ini sebuah kemunafikan yang tak ingin aku akui?

ya...aku munafik!!!

diluar sana, alam sedang beraksi mengeluarkan keringatnya 
setelah seharian ia melakukan sesuatu yang membuatnya lelah
aku 
terdiam disudut ruangan 
mencoba mengombinasikan semua yang sedang terjadi
aku 
terlalu rapuh untuk keadaan ini
tak sanggup dengan kombinasi yang menyatukan suasana hati dan alam yang mendukungku mati
ingin sekali mati
tetapi keadaan memaksaku untuk terus hidup

"aku masih dengan tuhan,
aku masih memiliki tuhan
jadi untuk apa menyelinap dibalik kemunafikan yang sebenarnya bisa aku hindari?
ini hanya serpihan tamparan dalam hidup,
yang sama sekali tak perlu untuk ku takuti
karena aku percaya tuhan"

lirik itulah yang menghibur dan meyakinkan hatiku untuk kembali bangkit.
menghibur atau sekedar memanjakan hatiku, itu tak apa kan?

malam ini memang malam yang jarang
tak ingin aku kembali pada malam ini 
malam yang penuh dengan kemunafikan!!!

Minggu, 13 November 2011

"Kau ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana"

Kau ini bagaimana?
kau bilang aku merdeka, Kau memilihkan untukku segalanya
kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir

Aku harus bagaimana?
kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin plan

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimbung kakiku
kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain

Kau ini bagaimana?
kau bilang tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil - manggilnya dengan pengeras suara setiap saat
kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah - rumah
kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana?
aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi - jadi
aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap wallahu'alam bissawab

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana?
kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana?
kau bialng kritiklah, aku kritik kau marah
kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana?
aku bilang terserah kau, kau tidak mau
aku bilang terserah kita, kau tak suka
aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana?
Atau aku harus bagaimana?

(Gus Mus 1987)


(renungan dan sindiran seorang mustofa bisri.....ironis!!)

Kamis, 10 November 2011

Untuk Adamku Nanti !!

saat ini wajahmu masih samar terhalang oleh kabut waktu yang masih menebal....tapi ku yakin kau ada diseberang sana menemaniku menatap indahnya senja disetiap sore. bila kau bertanya mengapa aku sangat yakin akan hal itu? kan ku jawab "tuhan yang membocorkan rahasiamu padaku akan hal itu" 
aku tak akan mencarimu....menerobos kabut itu dan meyebrangi sungai agar ku sampai ditepian daratanmu! tak akan! karena tuhan yakinkan aku pada saat matahari terbit nanti dan memancarkan cahayanya.....ia akan melelehkan kabut yang ada di depanku agar aku dapat melihat wajahmu yang belum sama sekali terbayang dalam khayalku! yahhh...khayalku : " suatu hari nanti kabut itu akan menghilang dan wajahmu tampak jelas terlihat...kau senyum, kau lambaikan tanganmu,memanggil namaku seolah alam harus tahu......tiada yang lebih bahagia selain aku! aku yang mencari dimana suaramu....berlari dan ku ikuti alunan pantulan iramamu ke seluruh penjuru....dan akhirnya ku temukan dirimu tersenyum kepadaku dibalik anyaman bambu itu....tuhan maha dahsyat engkau mempertemukan aku dengan sosok sepertimu yang sempurna dimataku....hari itu aku laksana hawa yang untuk pertama kalinya bertemu sang adam.....sosokmu yang halus dan mengerti aku,bertakwa kepada tuhan kita,menutunku kesatu arah yang lebih baik untuk kehidupan dunia akhiratku, dan membawa aku ke suatu tempat dimana aku dan kamu duduk diantara rumput yang menghampar hijau...dibarat ku lihat jingga menguasai langit, matahari seolah melambai pamit tuk pergi. diselatan kita menyaksikan ilalang menari, terhanyut belaian angin....dan kau bergegas lagi mengajakku ke sebuah surau yang ada di timur sana.....ku hamparkan sajadahku......dan bicara pada tuhan : tuhan.....izinkan aku untuk menjadikan dia sebagai adamku. saat itu aku berbicara lirih...lirih sekali..!!!"
mohon didengar ya untuk kau yang menjadi adamku.....aku tak ingin banyak darimu...bertakwa kepada tuhan, menuntunku ke arah yang lebih baik dan menjalankan kewajibanmu sebagai adam itu sudah cukup karena jika tiga hal itu saja telah kau lakukan, insyaallah semuanya akan berjalan dengan ridha Allah amin......mohon bersabar menunggu disana dengan menebalkan keimananmu......karena pada akhirnya tuhan yang akan pertemukan kita kelak.....

Minggu, 06 November 2011

Senandung Masa Kecilku

Sore tadi, aku mencari akta kelahiranku yang harus aku fotocopy besok pagi untuk keperluan data sekolah. Tak sengaja aku membuka lembaran - lembaran usang yang tersusun rapi dilaci, ku buka satu persatu lembaran itu, aku tersenyum malu melihat foto hitam putih yang menempel di dalam buku laporan hasil belajarku ketika aku duduk di  sekolah dasar. ya...polos...sangat polos dan tak berdosa! ingin sekali wajah ku kembali childis seperti  pada foto itu tak ada jerawat dan kawan - kawannya. bukan hanya masalah wajah, ketika aku buka ke lembaran selanjutnya aku merasa malu...sangat malu pada diriku sendiri ! angka 9 yang berderet rapi dikolom nilai dan angka 1 yang selalu kesepian sendiri di kolom peringkat. ya...semua itu pernah ku dapatkan dulu.....aku merenung...perubahan zaman membawa aku menjadi aku yang seperti ini. ada apa denganku? mungkin memang aku tak setekun dulu! aku buka ke lembar selanjutnya, selanjutnya dan habis. ku simpan buku laporan belajarku dan ku membuka sebuah album berukuran 25 x 20 itu...warnanya jingga bertuliskan "sweet memory". ketika ku buka album itu, aku juga mencoba membuka memory masa kecilku yang jauh lebih indah.....masa kecil memang masa yang indah dan itu baru kusadari sekarang! detik ini! dan aku rindu itu! TITIK.yang aku rindu bukan hanya sekedar aku mendapatkan nilai yang baik atau wajahku yang childis dan tak berjerawat, sungguh bukan hanya itu......aku rindu hanya untuk sekedar dipakaikan kaus kaki, ditunggui minum susu sampai habis, diantar kesekolah, dimarahi untuk sekedar aku harus tidur siang, di khawatiri ketika aku telat pulang sekolah, disuapi makanan yang aku tak ingin memakannya, dipukul halus pant*atku dan lalu aku tidur yang lelap, haaaaaahhhhhhhh.....tuhannn......AKU INGIN ITU!!!! belum lagi suasana sekolah dasar yang aku inginkan....menangis ketika dijahili atau sekedar diledeki teman, mengadu kepada ayah dan ibu jika aku dibuat menangis teman - teman, berebut permen colat ichiban yang tinggal 2 di kotak permen di kantin...dimarahi bu guru ketika kedapatan membeli gambaran dan main pasang pasangan layaknya judi versi SD. menangis, tertawa, tanpa beban itu indahhhhh.......dulu aku begitu...dulu aku mengalami itu.......dan akhirnya aku hanya bisa berkata " TUHAN AKU RINDU MASA KECILKU ".


(ini hanya serpihan - serpihan senandung masa kecilku, belum semua aku ceritakan disini.....jangan bilang pada siapapun kalau aku juga rindu mengompol dan ee dicelana..... :-p )