Minggu, 24 Maret 2013

Senandung Rindu

Malam ini dingin, dingin sekali
Dan lagi - lagi aku ditemani sepi
Malam ini ingin sekali aku pergi, berlari
Dan biarkan aku mati sendiri
Langit muram membiru beludru
Ada debu yang menelusup syahdu
Dan lagi - lagi aku tenggelam dalam rindu
Lalu dimana dirimu?
Sering aku ber-ilusi yang telah lalu
Lazuardi - Lazuardi semu biru menyapamu
Aku berlari dibawah kuasa elora
kita bertemu dalam senja dan tertawa
Sungguh ingin aku kembali
Menghilang dari malam ini
Melesat kepada yang lalu
Bertemu denganmu dibawah langit yang syahdu
Mungkin hanya aku yang terlalu rindu
Inilah aku
Andai saja kau tahu
Bagiku, merindukanmu adalah candu


Senin, 18 Maret 2013

Untitled

Ingin hening disini
Ingin damai disini
Merenung....merajut
Menatap wajahmu memerah jambu
Merasakan aroma, kemudian terhanyut
Merasakan getaran jantungmu
Angin paksa pasir berdesir
Angin paksa kita mendingin
Juga angin paksa kita membeku
Dasar angin...
Angin memaksa ingin

Aku serupa merebah dipundakmu
Bercerita burung - burung yang melanglang,
Mereka tak pernah pulang

Aku selayak merebah dipelukmu
Bercerita tikus - tikus yang meraja
Mereka tak ingat dosa

Kita tak bergerak
Tak ingin, mungkin!
Ingin hening saja
Ingin damai saja
Disini,
Bersamamu
Itu saja!

Minggu, 17 Maret 2013

Candu

Telah lama aku tinggalkan segala keraguanku untukmu.
Ku biarkan mereka pudar oleh malam - malamku.
Bulan tersenyum, entah terharu, biru, semu, atau mengejekku.
Debu - debu malam menyelinap sendu syahdu.
Kau tak pernah tahu aku dan hatiku pilu.
Sering aku berbicara tanpa jengah kepada diriku sendiri, diiringi tetesan - tetesan kecil yang entah siapa yang membuatnya jatuh dan lebur bersama debu.
Hanya deru dan detak nadi yang menemaniku rindu.
Satu hal yang tak dapat aku hindari, merindukanmu adalah candu.
Dan biarlah tetap menjadi candu yang berwujud sembilu.
Disini aku lirih...
Aku tak bisa menggapaimu.
Satu dunia tahu kamu bukan milikku.

Jumat, 15 Maret 2013

Tanpa sengaja

Aku menemukanmu tanpa sengaja
Saat senja menguasai sore itu
Aku bermain angin,
Berdiri menyaksikan air yang berderai
Dan mataku mendapatkanmu
Aku mematung sendiri
Menyambut ombak - ombak yang menepi
 Jejak kaki mungilmu terkikis
Tapi kau hanya tenang memahami
Sorot matamu merasuk sukmaku
Sorot matamu mendapatkanku
Dan entah apa,
Entah siapa yang berkuasa saat itu
Mungkin aku mencintaimu tanpa sengaja